Sunday, July 23, 2017

Era Jokowi, Harga Garam Naik Tinggi


INILAHCOM, Surabaya – Pemprov Jawa Timur mendesak Kementerian Perdagangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera merespons kelangkaan yang memicu mahalnya garam di Jawa Timur.


Kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, Jawa Timur sebagai salah satu sentra garam karena menyumbang 40% produksi nasional, malah mengalami kelangkaan.


Kalau-pun ada, kata Gus Ipul, sapaan akrabnya, harga garam di pasaran cukup bikin mata terbelalak. Karena kenaikannya bisa dua kali lipat dari harga normal. “Kalau di Jawa Timur saja garam sulit ditemui, bagaimana dengan daerah lain. Saya kira ini masalah serius,” tegas Gus Ipul di Surabaya, Jumat (21/7/2017).


Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Timur, harga garam per Juli 2017 mencapai Rp5.792 per kilogram. Naik tinggi ketimbang harga Juli 2016 sebesar Rp3.883 per kilogram. Atau Juli 2015 sebesar Rp3.308 per kilogram.


Gus Ipul bilang, kelangkaan garam saat ini, imbas dari tidak menentunya musim. Panjangnya musim penghujan sejak 2016, berdampak kepada turunnya produksi garam di Jawa Timur sebear 123.873ton. Jauh di bawah target 2016 sebesar 1,2juta ton.


“Tahun ini target 1,2 juta ton kelihatannya sulit. Hingga bulan ini produksi hanya 689 ton. Sementara konsumsi masyarakat Jatim 150 ribu ton per tahun,” kata Gus Ipul yang digadang-gadang bakal maju Pigub Jatim di 2018 itu.


Ternyata, kelangkaan garam juga terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Alhasil, terjadi lonjakan harga garam hingga 20%.


Menurut Hasnah, pedagang di kios Pasar Segiri Grosir, Samarinda, garam dengan satuan per pak isi 25 bungkus, biasanya dijual Rp18 ribu, naik menjadi Rp Rp20 ribu.


Sedangkan bila dijual eceran, per bungkus biasanya Rp1.000 naik menjadi Rp1.200. Untuk garam curah yang biasanya per karung isi satuan 50 pak Rp120 ribu, naik menjadi Rp150 ribu. “Rata-rata kenaikan hingga 20 persen, sebenarnya tidak ada masalah bagi kami dengan kenaikan itu, asalkan stok barangnya masih ada,” kata Hasnah.


Kata Hasnah, hampir semua produk garam yang dijual di pasaran tradisional Samarinda didatangkan dari Pulau Jawa. “Makanya ketika di Jawa ada kelangkaan garam, pastinya di sini juga langka, tapi untungnya harganya masih terjangkau di pasaran,” ujar Hasnah.


Harga garam di Pangkalpinang, Bangka Belitung, sami mawon.  Khusus garam dapur harganya naik dari Rp8 ribu menjadi Rp11 ribu per kilogram. “Gagal panen petani garam di daerah sentra sangat mempengaruhi daerah distribusi seperti Bangka Belitung,” ujar Angian, pedagang sembako di Pasar Pagi Pangkalpinang.


Angian menyebutkan, meskipun garam tidak mengalami kelangkaan di Pangkalpinang, namun tetap memengaruhi harga dan meresahkan para pedagang. “Kami menjadi khawatir, jika pasokan garam terhambat, maka bukan hanya kenaikan harga, melainkan juga memicu kelangkaan barang. Sedangkan garam adalah kebutuhan pokok memasak,” jelas Angian. [tar]



- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -

- http://fajarnurzaman.net/bisnis-produk/2392802/

0 komentar:

Post a Comment