INILAHCOM, Jakarta – Partai Golkar langsung menggelar rapat pleno setelah ketua umumnya Setya Novanto dijadikan tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Dalam rapat pleno itu mengghasilkan tujuh poin. Salah satu poinnya adalah tetap menjadikan Setya Novanto memimpin Partai Beringin.
Menanggapi hal ini, Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia heran dengan langkah yang diambil pengurus partai. Sebab, orang yang sudah menyandang status tersangka korupsi masih dipertahankan.
“Kami menilai bahwa apa yang dilakukan oleh para pemimpin Golkar secara kolektif saat ini seperti orang-orang yang kehilangan akal sehat, tidak memiliki budaya malu,” kata Ahmad Doli pada INILAHCOM, Jakarta, Minggu (23/7/2017).
Padahal, nyata-nyata Partai Golkar menegaskan terdepan dalam upaya pemberantasan korupsi. Namun, giliran ketua umumnya terbelit kasus korupsi, para pengurus dan petinggi seakan
Dia menilai, langkah yang ditempuh pengurus Partai Beringin tidak logis. “Dan menggunakan logika yang terbalik-balik,” ujar dia.
Novanto diketahui menjadi pasien baru lembaga antirasuah. Dia diduga ikut serta dalam tindak pidana korupsi proyek anggaran Rp 5,9 triliun yang merugikan uang negara mencapai Rp 2,3 triliun.
Dalam pengembangan kasus ini, setidaknya sudah lima orang yang dijerat oleh KPK. Mereka diantaranya, Irman dan Sugiharto. Berkas beduanya sudah diputus oleh Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
Kemudian, Pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong, Setya Novanto dan yang terbaru Markus Nari yang juga kader partai Golkar. [ind]
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
- http://fajarnurzaman.net/bisnis-produk/2392977/
0 komentar:
Post a Comment