dakwatuna.com – Tanggal 29 Oktober 1923, Majelis Agung mengadopsi konstitusi dan menciptakan Republik Turki. Mustafa Kemal menjadi presiden pertama. Pada 3 Maret 1924 Majelis Agung telah mengeluarkan undang-undang yang isinya mengenai penghapusan kekhilafahan dan memutus hubungan antara Republik Turki dan Kekhilafahan Ustmani. Kehancuran Islam terlihat nyata. 13 Februari 1925, terjadilah pemberontakkan Syaikh Said Biran, yang menyebabkan Said Nursi dan ratusan ulama-ulama ikut menanggung getahnya, meskipun mereka sebenarnya tidak ikut dalam pemberontakkan itu. Pada tanggal 29 Juni 1925 Syaikh Said Biran dan 47 pengikutnya dihukum mati dan seluruh pengajian sufi dihapuskan, hal ini dikarenakan salah satu bentuk mempraktekkan Islam dan ingin Islam segera dihapuskan dari sejarah turki. 2 September 1925, Ziarah ke makam wali dilarang, tepat dua hari setelahnya dilaksanakan pesta dansa di Istanbul dan dalam dansa itu kaum laki-laki dan perempuan bercampur baur, dan dalam pesta tersebut juga disediakannya minuman keras. Pada 8 Desember 1925 dikeluarkan pula Undang-undang penerapan pakaian Eropa dan melarang pemakaian pakaian yang mencerminkan Islam dan tradisional Turki. Imam masjid di larang memakai jubah dan serban. Masih terngiang jelas sejarah berkata, tak satupun luput dari ingatan-ingatan sejarah yang sangat memilukan bagi umat Islam. Tak pernah terlupakan pula, ketika madrasah-madrasah di tutup, para ulama dipenjara dengan berbagai tuduhan palsu dan berakhir pada tiang gantungan. Sungguh terbayang gelapnya dunia kala itu. Sungguh tak pernah terhapuskan dari ingatan sejarah kekelaman itu.
Itulah sedikit tulisan mengenai masa silam yang kelam bagi umat Islam. Ada pula sejarah yang tak patut untuk dilupakan, ketika memasuki tahun 1950 Adnan Menderes maju mencalonkan diri sebagai pemimpin, dan akhirnya partai Demokrat yang di bawah pimpinan Adnan Menderes ini menang. Umat Islam di Turki kala itu bersuka cita. Adnan Menderes kala itu menjadi perdana menteri dan Celal Bayar menjadi Presidennya menggantikan Inonu presiden skuler yang kejam. Dan saat itu pula larangan adzan dengan bahas arab dicabut, larangan membaca dan mengajarkan Alquran dicabut. Dan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah dan syiar islam dilegalkan kembali.
Masih banyak sejarah yang terlupakan, ketika Islam mulai bangkit dengan sistemnya yang demokrasi seringkali masih dianggap salah, padahal itu semua adalah upaya untuk menjadikan yang terbaik dari yang terburuk. Jika tak mengikuti sistem maka akan terkucilkan dan tak dianggap, bahkan bisa jadi menjadi bagian yang terbunuh dan tak mempunyai nama. Peran utamanya adalah ikut andil dan mengambil alih dan memperbaiki sistemnya. Butuh waktu untuk mengubah itu dengan gemilangnya. Puluhan tahun pasca runtuhnya khilafah, Islam bangkit dengan gemilangnya merupakan kemajuan yang sangat besar bagi umat Islam dunia. Pelarangan demi pelarangan mengenai Islam dan yang sudah dilegalkan kembali adalah peran yang snagat penting untuk masa kini.
Tak terlupakan pula, di Negeri kita kini, tatkala rezim sekuler bertindak, tokoh agama di fitnah dan dijebloskan kepenjara, ulama-ulama dikucilkan dan bahkan tak dihargai, bukankah seolah sejarah pada bangsa Turki berulang pada Negeri kita!. Tak perlu mementingkan ego, menyalahkan sistem yang sekuler bertindak. Diamnya orang-orang baik akan membuat kehancuran yang nyata bagi negeri ini. Berperan, dan ikut serta dalam upaya mengambil alih merupakan hal yang harus diperjuangkan.
Jika tiba saatnya shalat, ada dua orang yang ingin menjadi imam, yang satu fasik dan satunya lagi alim dan ahli ibadah, sudah sepatutnya kita memilih yang alim bukan? Ikut serta dalam mengambil alih.
Perlu diingatkan kembali, ikut sertalah memilih yang terbaik dari yang terburuk. Mengambil alih dengan visi dan misi yang baik. Jika orang yang fasik selalu memimpin bagaimana bisa merubah sistemnya, maka diperlukan orang yang baiklah untuk memimpin dan perlahan mengubah sistemnya. (dakwatuna.com/hdn)
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai:
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/04/Yang-Terlupakan-di-Sejarahmu.jpg?w=750
- http://fajarnurzaman.net/spiritualreligion/yang-terlupakan-di-sejarahmu/
0 komentar:
Post a Comment