Egyptian magazine Al-Osboa claimed that the 2004 Indian Ocean earthquake and tsunami was intentionally caused by a nuclear weapon detonated in a strategic position under the ocean!
Tsunami Sumatra atau Tsumani Samudera Hindia atau lebih sering disebut sebagai Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember tahun 2004 silam, masih merupakan kontroversi yang melahirkan konspirasi para ilmuwan.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa tsunami yang terjadi tersebut adalah bom bawah laut yang ditanam dan diledakkan dari bawah Samudera Hindia.
“Salah satu profesor atau ilmuwan asal Perancis melalukan riset mendalam dan mempublikasikan hasil riset ilmiahnya pada situsnya. Namun situs itu kemudian secara misterius menghilang”, begitu yang dikatakan Jerry Duane Gray, seorang WNI asal Amerika yang kini menjadi muallaf dan menetap di Indonesia.
Salah satu teori kontroversi panas yang terjadi setelah Tsunami Samudera Hindia tahun 2004 yang menghancurkan dan menyebabkan kematian ribuan orang adalah karena tsunami disebabkan oleh “bom tsunami”, yaitu senjata nuklir yang diledakkan dengan posisi strategis di bawah lautan.
Menurut berkas yang telah direklasifikasi (declassified), percobaan “bom tsunami” memanfaatkan ledakan untuk memicu “gelombang mini” yang pernah diluncurkan di lepas pantai Selandia Baru pada tahun 1944 dan 1945 yang disebut sebagai “Project Seal“.
Dinyatakan bahwa gempa alami adalah rangkaian pergerakan atau pergeseran perlahan antar lempengan Bumi yang saling bertumbukan, secara berkala, dan terus menerus.
Kemudian jika sudah mendekati titik klimaks maka pada kali terakhir, lempeng akan bergerak dan menimbulkan gesekan besar secara mendadak, untuk kemudian menjadi gempa bumi, kemudian diikuti oleh gelombang sekunder yang menyertainya.
Namun apa yang terjadi di Aceh tidak demikian. Gempa tiba-tiba terjadi. Dan kemudian menimbulkan tekanan pada air laut untuk menghasilkan tsunami tanpa adanya gelombang susulan pada pusat gempa.
Secara alami pada gelombang permukaan air, kadang gelombang susulan memang akan terjadi dengan sendirinya setelah gelombang utama bergerak, tapi yang dimaksud disini adalah gelombang sekunder dari getaran pada pusat gempa tersebut, yang tidak terjadi.
“Gempa terjadi ibarat kita menarik suatu benang, jika kita tarik terus-menerus, maka benang akan tegang dan terjadi getaran atau vibrasi pada kedua pangkalnya, untuk kemudian putus,” ujar Jerry Duane Gray, mantan militer AS yang kini sudah mengantongi pasport menjadi warga negara Indonesia ini.
“Vibrasi bersamaan dengan gempa bawah laut itu disebut ‘P-Wave’ maka barulah terjadi gempa, setelah itu disusul oleh ‘S-Wave‘”, lanjut Jerry yang dulunya juga pernah menjadi seorang teknisi pesawat terbang ini.
P-Wave atau “Primary Wave” atau ‘gelombang utama’ adalah adalah salah satu dari dua jenis gelombang seismik utama.
Dalam bahsa Indonesia kadang sering juga disebut sebagai “gelombang tanah” (dinamakan demikian karena merambat di dalam tanah), adalah gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan terekam oleh seismometer pertama kali.
Nama tersebut terutama berasal dari fakta bahwa jenis gelombang ini memiliki kecepatan paling tinggi dibandingkan gelombang-gelombang seismik lainnya.
Gelombang ini pula yang pertama kali akan tiba dan terdeteksi pada setiap stasiun pengukuran seismik, kemudian jenis gelombang berikutnya yang datang akan juga terdetaksi, yang dinamakan “gelombang-s” atau gelombang sekunder, atau S-Wave.
“Gelombang ini disebut ‘P-Wave‘, namun tanpa diikuti oleh S-Wave, hal ini menunjukkan bahwa gempa Aceh adalah buatan manusia dan bukan gempa alami”, ujar Jerry.
“Hanya satu gelombang saja ketika terjadi gempa bumi di Aceh itu, tanpa adanya ketegangan jenuh pada lempeng dan terjadi dengan tiba-tiba, boom! Dan gelombangnya hanya P-Wave, lalu tsunami tercipta”, jelas Jerry.
Dalam seismologi, S-wave adalah secondary waves atau gelombang sekunder, adalah jenis gelombang elastis yang merupakan salah satu dari dua jenis gelombang tubuh elastis (elastic body waves) yang utama.
Dinamakan S-Wave karena mereka bergerak melalui tubuh suatu benda, tidak seperti surface waves atau gelombang permukaan.
Antara terjadinya ketegangan lempeng untuk kemudian menjadi gempa dan adanya gempa susulan memang terkadang tidak lama, hanya beberapa detik saja hingga beberapa menit.
Terjadinya hal ini adalah wajar dan justru membuat pola bahwa gempa bumi yang terjadi adalah gempa alami atau gempa natural.
Namun menurut Jerry, apa yang terjadi di Aceh adalah tiba-tiba terjadi gempa, timbul P-Wave, tanpa adanya gelompang susulan atau S-Wave pada air laut seperti biasanya. Itu artinya bukan gempa bumi, tapi ledakan dalam air laut.
NOAA Amerika mencatat gempa Aceh sebesar 9,1 – 9,6 skala Richter. Padahal masih banyak gedung di Aceh tetap berdiri, bahkan banyak yang kacanya tidak pecah.
“Jika memang terjadi besaran skala Richter 9, maka radius ribuan kilometer bisa terkena dampaknya. Pihak Indonesia mencatat gempa Aceh 2004 hanya sebesar 6,4 skala Richter,” jelas Jerry.
“Indonesia protes, dan menyatakan bahwa itu adalah ledakan dalam air. Tapi esoknya Indonesia diam. India yang juga terkena dampaknya juga mengetahui hal ini dan marah besar, namun beberapa hari setelah musibah ini, pemerintah India juga ikut diam,” jelas Jerry.
“Hal yang dilakukan India yang akhirnya diam karena pihak Israel menjanjikan teknologi nuklir terbaru bagi India jika protes ini ditarik kembali. Dua bulan kemudian India mendapat teknologi nuklir terdepan (Advance Nuclear Technology) dari Israel. Padahal dalam sejarah, Israel tak pernah mau membagikan teknologi nuklirnya kepada negara lain,” jelas Jerry.
Terjadi dua kali gempa bumi
Dari penelusuran, telah terjadi dua gempa bumi yang waktunya tidak terlalu lama. Gempa bumi pertama terjadi di dasar laut pada pukul 00:58 GMT (07:58 WIB) pada 26 Desember 2004 di dekat Melaubuoh yang berada di Samudera Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa bumi pertama ini besar, berskala 9,1 pada skala Richter.
Dan gempa bumi kedua, terjadi di Samudera Hindia juga, yang jaraknya ratusan kilometer dari gempa bumi pertama, namun berada di Barat-Laut dari Aceh di daerah Kepulauan Andaman, India. Gempa bumi ini jauh lebih kecil getarannya, hanya 7,5 pada skala Richter.
Menurut beberapa peneliti, justru gempa bumi kedua yang mencurigakan inilah yang menyebabkan tsunami besar, bukan gempa pertama. Hal ini dilihat dari lokasi dan wilayah yang terkena pada banyak pantai disekitarnya, jika ditarik dari lokasi gempa, maka sangat cocok.
Gempa kedua ini hanya terjadi beberapa menit setelah gempa pertama, bukan 4 jam setelahnya seperti yang banyak dillaporkan.
Namun aneh, menurut banyak laporan. gempa bumi ini terjadi pada pukul 04:21 GMT di hari yang sama pada tanggal 26 Desember 2004. Menurut beberapa peneliti, gempa bumi kedua inilah yang menghasilkan tsunami besar dan menerjang beberapa pantai negara-negara disekitarnya.
Tapi anehnya, media dan informasi barat manyamarkan, menyatakan bahwa gempa pertamalah, yang dekat dengan pantai barat Aceh, yang menyebabkann tsunami besar.
Jika dilihat dari posisinya gempa bumi pertama, tidak mungkin tsunami masuk ke Banda Aceh dengan sangat besar, karena gempa pertama berada di sisi barat pulau Sumatra dan tidak pada garis lurus (direct hit). Apalagi jika yang ikut terkena dampak sangat besar adalah pantai di Thailand, sangat tak masuk akal karena ada di balik pulau Sumatra.
“Tsunami di Afrika juga bukan berasal dari gempa bumi di Aceh, tapi disana memang ada tsunami,” ujar Jerry.
“Pangkalan militer rahasia Inggris-USA di Diego Garcia yang berada ditengah Samudra Hindia, seharusnya juga terkena dampak tsunami dari gempa ini dan hancur, tapi ternyata tidak. Ini merupakan hal yang tidak mungkin jika gempa Aceh adalah gempa alami”, lanjut Jerry.
“Semua media di dunia tidak berani memberitakan hal ini. Semua media takut dengan Barat”, ujar Jerry melanjutkan.
Namun Jerry mengaku berhasil mendapatkan isi riset alamiah dari website yang dipublikasikan oleh Profersor Doktor asal Perancis, yang ia tetap tak mau menyebutkan namanya.
Jauh sebelumnya, Departemen Pertahanan A.S. bahkan telah menyatakan keprihatinannya tentang teknologi “bom dasar laut”, yang ia maksud dari Project Seal, karena dapat menyebabkan gempa yang dapat digunakan dalam peperangan, ia menyatakan hal ini sebelum bencana tahun 2004 lalu.
Pada tahun 1997 Menteri Pertahanan William S. Cohen pernah menyatakan, “Yang lainnya terlibat bahkan dalam jenis terorisme ekologis dimana mereka dapat mengubah iklim, memicu gempa bumi dan gunung berapi dari jarak jauh melalui penggunaan gelombang elektromagnetik. Jadi, ada banyak pemikiran yang cerdik jadi ada yang sedang bekerja mencari cara dimana mereka bisa mendatangkan teror ke negara lain.
Approximate Timeline
Based on News Reports published in the immediate wake of the earthquake.
Sunday 26 December 2004 (GMT)
00.58.50 GMT: a 9.0 magnitude earthquake occurs on the seafloor near Aceh in northern Indonesia.
01.02.20 GMT: IDA seismic stations in the Indian Ocean transmit data to the IRIS/IDA network and the National Earthquake Information Center World Data Center for Seismology, Denver (3 min 30 sec. after the earthquake)
Shortly after 01.00 GMT: Earthquake hits several cities in Indonesia, creates panic in urban areas in peninsular Malaysia. The news of the earthquake is reported immediately.
01.04 GMT: The tsunami hits the coast of Northern Sumatra ( roughly 5 min after the earthquake)
01.10 minutes after the earthquake: It devastated Banda Aceh, capital of Aceh. (11 minutes after the earthquake)
01.14 GMT: The Pacific Tsunami Warning Center in Hawaii emits its first bulletin, confirming that there is no tsunami warning in effect.
01.3O GMT: Phuket and Coast of Thailand: The tidal wave hits the coastline after 8.30 am, 01.30 GMT
02:16 GMT (1 hour 17 minutes after the earthquake). SIO staff received notice via automatic email from the NEIC of the initial earthquake detection.
02.30 GMT: Eastern Coast of Sri Lanka is hit. The seismic wave hits the coastal regions close to the capital Colombo, according to report at 8.30 am local time, 02.30 GMT (approximately, an hour and a half after the earthquake)
02:57 PM: 1 hour 58 minutes after the quake, SIO staff receive request from Sri Lanka “asking whether there had been any earthquakes in or near Sri Lanka.” (By that time the tsunami had already devastated the coast of Sri Lanka).
02.45 GMT: India’s Eastern Coastline. The tsunami hits India’s eastern coast as of 6:15 a.m.(02:45 GMT)
0.3.43 GMT: NOAA log indicates that US Pacific Command, including the Diego Garcia military base, were “given a specific warning about the tsunami some two and three quarter hours after the earthquake” (The Guardian, 7 Jan 2005). Subsequent reports suggest that the Military received the seismic data in near real time shortly after the earthquake.
04.00 GMT: Male, Maldives: From about 9:00 am (04.00 GMT), three hours after the earthquake, the capital, Male, and other parts of the country were flooded by the tsunami. (more than three hours after the earthquake)
08.00 -11.00 GMT (according to news dispatches): East Coast of Africa is hit. Seven to ten hours after the earthquake.
TABLE 1:
FOUR MONITORING STATIONS IN THE BIOT CHAGOS ARCHIPELAGO
1. IDA/ IRIS DGAR (Diego Garcia), Seismometer on the site of the US Air Force’s Ground-Based Electro-Optical Deep Space Surveillance (GEODSS) station at Diego Garcia. -7.3 S 72.4 E
2. IMS/ CTBTO BIOT Chagos Hydroacoustic Station (HA08) at -7.3 S 72.4 E located at the Diego Garcia US military base
3. IMS/ CTBTO BIOT Chagos Radionuclide Station (RN66) at -7.0 S 72.0 E located at the Diego Garcia US military base.
4. IMS/ CTBTO BIOT Chagos Infrasound Station (IS52) at -5.0 S 72.0 E located near Peros Banhos Island
The IMS stations transmit data in real time to the CTBTO International Data Centre (IDC) in Vienna, The IDa station transmits data in real to IRIS and NEIC
Functions of CTBTO International Monitoring System
- The primary and auxiliary seismic stations monitor seismic signals propagating through the earth from natural events (earthquakes) and man-made events (mining blasts and explosions);
- The radionuclide stations pick up traces of radioactivity following a nuclear explosion in the atmosphere or leaked from an underground nuclear test;
- The hydroacoustic stations detect explosions on the ocean surface and under the water; and
- The infrasound stations provide evidence of a possible atmospheric explosion by detecting sound pressure waves in the atmosphere.
Source: FAS
TABLE 2:
IDA Project Links to Seismographic Readings
- Location map
- Initial source parameters
- 3 components [closest IDA station, COCO, clipped]
- 3 components [closest IDA station, COCO, non-clipped]
- 3 components [next closest IDA station, PALK, non-clipped]
- 3 components [3rd closest IDA station, DGAR, non-clipped]
- All IDA stations, vertical components, filtered
- All IDA stations, vertical components, low pass fliter
- Plot showing the accelerations observed at IRIS/IDA stations COCO and PALK superimposed on a figure depicting expected ground accelerations for varying distances and sizes of earthquake.
Source: IDA Project. Magnitude 9.0 quake off the west coast of Northern Sumatra (click to access the relevant data)
http://ida.ucsd.edu/SpecialEvents/2004/361/a/index.shtml#parameters
Source: Project IDA.
http://ida.ucsd.edu/SpecialEvents/2004/361/a/DGARunclip.gif
TABLE 3:
480 Stations sorted by distance from the epicenter recorded the seismic data
IRIS ONLINE DATA ON WILBER II
Event: 2004/12/26 00:58:50.7 OFF W COAST OF NORTHERN SUMATERA
Mag: 8.5 Type: MS Lat: 3.30 Lon: 95.78 Depth: 10.00
Catalog: NEICALRT Contributor: NEIC Source: SPYDER®
480 Responding Stations
Source: Wilber II
Pustaka:
- novinite.com, Asia Tsunami Caused by Nuclear Test – Report
- wanttoknow.info, Tsunami bom weapon
- globalresearch.ca, December 26, 2004: Indian Ocean Tsunami. Why did the Information Not Get Out? Was There a Hidden Agenda? ( Prof Michel Chossudovsky, Global Research, 2015)
- thewatcherfiles.com, Nuclear Bombs created the India Asia Tsunami
- conspiracies.net, The 2004 Indian Ocean Tsunami Conspiracy: A Nuclear Trigger
- dawn.com, Conspiracy theorists see dark forces behind tsunami
- realcleardefense.com, The Ultimate Weapon: Nuclear Tsunami Bombs
- wikipedia, Tsunami bomb, P-Wave, S-Wave.
- india.msn.com (back-up from web.archive.org), Top conspiracy theories of all time: Indian Ocean Tsunami was not natural
- prisonplanet.com, Egyptian paper: Israel-India nuke test caused tsunami
- geographicalimaginations.com, Projet Seal: Danger on the shore
- knagi.com, Download video: Jerry D Gray – Bom Tsunami 2004: Aceh and Muslim Country (Project Seal) small (mp4 / 6,6mb), medium (wmv / 41mb)
VIDEO:
Jerry D Gray – Bom Tsunami 2004: Aceh and Muslim Country (Project Seal) | video via Facebook | Video download: small (mp4 / 6,6mb), medium (wmv / 41mb)
Atomic bomb Underwater Nuclear Burst finial version tsunami bomb 1958
Project Seal: Top Secret WWII plan to create a Tsunami Bomb
Atomic Tsunami Bomb Tactical Nuclear Tectonic Weapon Code name Project Seal
Artikel Lainnya:
Gila! HAARP Senjata Canggih, Mengatur Pikiran, Gempa dan Iklim Dunia! Termasuk Gempa dan Tsunami di Indonesia!
Ditemukan: Gua Yang Mengungkap Sejarah Tsunami di Aceh
9 Tsunami Paling Dahsyat & Mematikan Pada Zaman Modern
Tsunami Dahsyat Ungkap Lokasi Kota Legendaris Atlantis?
Buku “Oera Linda” : Tsunami terdahsyat 4200 tahun lalu (2193 SM) memusnahkan banyak Kerajaan di Bumi
Cerita Para Supir Taksi Jepang Bawa Penumpang Hantu di Kota Bekas Tsunami
http://wp.me/p1jIGd-7WF
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i0.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/04/Project-Seal-Tsunami-Aceh-Sumatra-2004-Bom-Nuklir-Bawah-Laut.jpg?resize=640%2C318
- http://fajarnurzaman.net/mistery-konspirasi/project-seal-tsunami-aceh-sumatra-2004-bom-nuklir-bawah-laut/
0 komentar:
Post a Comment