dakwatuna.com – Idlib. Jumlah korban pembantaian di Khan Syaikhun, salah satu pedesaan di propinsi Idlib terus bertambah. Sedikitnya 100 orang meninggal dunia, diantaranya terdapat 25 orang anak-anak. Sedangkan 400 orang lainnya dilaporkan dalam kondisi keracunan.
Reporter Aljazeera yang berada di lokasi melaporkan, diantara korban tewas terdapat satu keluarga lengkap dengan anggotanya, mereka mengalami sesak nafas akibat gas beracun yang ditembakkan oleh pesawat tempur rezim Asad pada Selasa, (4/3/2017) pagi kemarin.
Direktur Kesehatan untuk propinsi Idlib Munzhir Khalil meminta masyarakat dunia untuk memberikan perhatian khusus terhadap kondisi ini. Ia juga mengatakan saat ini sedang mengalami keterbatasan medis. Khalil berharap dunia bersikap dan melakukan perhitungan terhadap kejahatan rezim Asad terhadap sipil.
Khalil kemudian membenarkan bahwa gas yang digunakan untuk menyerang kota adalah campuran gas klorin dan sarin.
“Saat ini rumah sakit tak sanggup menangani jumlah korban sekaligus karena keterbatasan perlatan medis,” keluh Khalil.
Disamping itu, pihak Keamanan Sipil melaporkan bahwa pesawat tempur rezim menargetkan serangan ke arah pos-pos keamanan dan posko kesehatan di Khan Syaikhun. Sebagaimana yang dilansir situs aljazeera.net, Selasa (4/4/2017).
Menteri Kesehatan sementara dari Oposisi Suriah Muhammad Firas Al-Jundi mengatakan, rumah sakit banyak yang tidak dapat menampung korban gas, diantaranya karena faktor tempat yang sangat terbatas. Ia kemudian memastikan korban yang meninggal dalam pembantaian ini karena terkena gas beracun.
“Sudah sangat jelas, bahwa korban tewas karena keracunan gas kimia,” tegas dia. (msy/dakwatuna)
Redaktur: M Syarief
Beri Nilai:
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i0.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/04/Gunakan-Gas-Beracun-Rezim-Asad-Bantai-Ratusan-Sipil-dan-Anak-anak-di-Idlib.jpg?fit=300%2C300
- http://fajarnurzaman.net/spiritualreligion/gunakan-gas-beracun-rezim-asad-bantai-ratusan-sipil-dan-anak-anak-di-idlib/
0 komentar:
Post a Comment