dakwatuna.com – Damaskus. Pimpinan rezim diktator Suriah, Bashar al-Assad mengatakan, dirinya tidak akan mengundurkan diri dari pemerintahan karena ia bukan pemilik negara Suriah. Selain itu, al-Assad juga mengapresiasi kesepakatan Astana yang mana Rusia telah mengusulkan pembentukan wilayah rendah eskalasi. Sementara perjanjian Jenewa, disebut al-Assad, hanya sebagai pertemuan media belaka.
Saat diwawancarai oleh stasiun televisi Belarusia “ONT” Kamis (11/05/2017), al-Assad menyebutkan, pertemuan sebelumnya dalam perundingan Jenewa, hanya sebagai pertemuan media belaka. Tujuan utamanya, klaim al-Assad, untuk mendesak dirinya agar melakukan konsesi.
“Aku tidak akan membuat konsesi apapun untuk alasan sederhana. Karena negeri ini bukanlah milikku. Konsesi pada skala nasional, bukan wewenang presiden. Semua itu memerlukan keputusan nasional, keputusan rakyat, dan semua itu hanya bisa diperoleh dengan jalan referendum,” tambah al-Assad.
Pada kesempatan tersebut, al-Assad juga memberikan apresiasi terhadap perundingan Astana yang terkahir digelar. Ia mengatakan, upaya Rusia untuk membentuk wilayah yang rendah konflik, merupakan pemikiran brilian. Tujuannya, tambah al-Assad, untuk melindungi rakyat sipil, dan memberikan kesempatan bagi setiap faksi oposisi untuk melakukan rekonsiliasi dengan rezimnya.
Terkait serangan senjata kimia di kota Khan Syaikhoun dan Idlib pada bulan April lalu, al-Assad menuding hal itu bagian dari kampanye untuk menjelekkan rezimnya di mata publik. (whc/aljazeera/dakwatuna)
Redaktur: William Ciputra
Beri Nilai:
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/05/Kepada-Media-Bashar-al-Assad-Tegaskan-Tidak-Akan-Mengundurkan-Diri.jpg?fit=300%2C300
- http://fajarnurzaman.net/spiritualreligion/kepada-media-bashar-al-assad-tegaskan-tidak-akan-mengundurkan-diri/
0 komentar:
Post a Comment