dakwatuna.com – Qatar. Para pejabat dan pemikir yang menyertai Forum Doha ke-17 membahas sejumlah krisis dan isu-isu berpengaruh besar di dunia Arab dan dunia yang berlangsung pada 14-15 Mei 2017 ini.
Di antara isu utama yang dibahas adalah masalah pengungsi dan perkembangan situasi di Suriah, Yaman, serta hubungan antara negara-negara Teluk Arab dan Iran.
Dalam sesi berjudul ‘Transformasi Perkembangan Politik Global,’ koordinator koalisi oposisi Suriah, Riyadh Hijab, menegaskan perlunya posisi yang jelas dan tegas dari dunia internasional dalam mewujudkan perdamaian di Suriah jika ingin dampak buruk krisis di negara itu mengancam negara-negara lain.
Hijab mengecam upaya-upaya pihak lain menggagalkan langkah-langkah Dewan Keamanan PBB dalam mengakhiri konflik berkepanjangan di negara tersebut, khususnya dari Rusia dan Cina yang bersekutu kuat dengan rezim al-Assad.
Dirinya percaya Rusia memanfaatkan situasi yang tidak menguntungkan (bagi oposisi) akibat perubahan kebijakan Gedung Putih AS serta lemahnya peran Eropa dan Arab, guna menguatkan pengaruhnya di Suriah.
Hijab menegaskan bahwa proses politik apa pun yang dilaksanakan dalam mengakhiri konflik di Suriah haruslah di bawah supervisi PBB.
Pada pihak lain dalam sesi tersebut di atas, Deputi Sekjen PBB untuk Kemanusian, Stephen O’Brien menyatakan bahwa krisis kemanusiaan di Suriah tidak mungkin dapat diakhiri hingga pihak-pihak bertentangan sepakat menghentikan pertikaian bersenjata.
Forum tersebut akan ditutup pada Senin ini, 15 Mei 2017, dengan pembahasan isu utama tentang pembangunan, stabilitas, dan persoalan pengungsi. (rem/dakwatuna)
Sumber: Aljazeera
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai:
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/05/Forum-Doha-ke-17-Rusia-Rintangi-Perdamaian-Suriah.jpg?fit=300%2C300
- http://fajarnurzaman.net/spiritualreligion/forum-doha-ke-17-rusia-rintangi-perdamaian-suriah/
0 komentar:
Post a Comment