Liputan6.com, Jakarta Annisa Octiandari Pertiwi, perempuan kelahiran 1993 ini sudah mengidap thalasemia mayor sejak berusia 6 bulan. Kini, di usianya yang genap 24 tahun, dia masih bercita-cita menjadi ilmuwan.
Ketika diwawancarai khusus oleh Health-Liputan6.com di Kementerian Kesehatan pada Senin (8/5/2017), raut wajah dan tubuhnya terlihat energik, ceria, dan penuh semangat. Ia menceritakan perjalanannya saat pertama kali didiagnosis thalasemia mayor.
“Sebenarnya, orangtua saya kaget juga anaknya sakit thalasemia. Sebelum dibawa ke dokter, saya sempat sakit beberapa minggu. Muka pucat dan demam naik-turun,” katanya.
Waktu itu, kata dia, orangtuanya sempat memberi obat penurun demam. Tapi demamnya hilang dan muncul, begitu terus. Hingga akhirnya dia dibawa ke rumah sakit. “Dari pemeriksaan di rumah sakit besar, saya didiagnosis mengidap thalasemia mayor,” ungkap Annisa.
Perjuangan untuk hidup sebagai pengidap thalasemia begitu berat. Namun, berkat dorongan dan semangat keluarga serta teman-teman yang saling menguatkan, Annisa merasa dirinya tidaklah sendirian.
Ia juga mengakui, dirinya sempat dikira hamil oleh teman-temannya saat SD karena perutnya membesar (membuncit)–efek dari kinerja hati dan limpa yang ikut memproduksi sel darah merah.
“Dulu saat SD, saya suka dikatain ‘Eh, kamu hamil ya, hamil.’ Saya cuma senyum saja. Toh, saya masih bisa berprestasi walaupun mengidap thalasemia,” ujarnya sambil tersenyum.
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
- http://fajarnurzaman.net/mindset-kesehatan/idap-thalasemia-tak-jadi-halangan-bagi-annisa-untuk-jadi-ilmuwan/
0 komentar:
Post a Comment