Sunday, August 13, 2017

Portalberitaunik.net - ...





Portalberitaunik.net –
Untuk pendaki gunung, mendaki deretan Pegunungan Jayawijaya yaitu suatu yang di cita-citakan. Bagaimana tidak, pada salah satu puncak pegunungan itu ada titik paling tinggi di Indonesia, yaitu Carstenz Pyramide dengan ketinggian 4. 884 meter diatas permukaan laut (mdpl). Janganlah heran bila pendaki gunung papan atas kelas dunia senantiasa berlomba untuk mendaki salah satu titik yang masuk dalam jejeran tujuh puncak benua itu.


Terlebih dengan kehadiran salju kekal yang senantiasa menyelimuti puncak itu, membuat hasrat semakin menggebu untuk mencapainya. Namun, siapa yang menganggap bila puncak bersalju itu dahulunya yaitu bagian dari dasar lautan yang sangatlah dalam! “Pulau Papua mulai terbentuk pada 60 juta tahun waktu lalu. Waktu itu, pulau ini masih tetap ada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen.


Pengendapan intensif yang datang dari benua Australia dalam kurun saat yang panjang membuahkan daratan baru yang saat ini bernama Papua. Waktu itu, Papua masih tetap menyatu dengan Australia, ” jelas pakar geologi Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo waktu menuturkan sejarah terbentuknya Pulau


Keberadaan Pulau Papua sekarang ini, lanjutnya, tak dapat dilepaskan dari teori geologi yang mengatakan bahwa dunia ini cuma mempunyai suatu benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun saat 240 juta sampai 65 juta tahun waktu lalu, benua Pangea pecah jadi dua dengan membuat benua Laurasia serta benua Eurasia, sebagai cikal akan pembentukan benua serta pegunungan yang sekarang ini ada di semua dunia. Pada kurun saat itu juga, benua Eurasia yang ada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali jadi benua Gonwana yang di masa datang bakal jadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, serta Australia. “Saat itu, benua Australia dengan benua-benua yang lain dipisahkan oleh lautan. Di lautan bagian utara tersebut batuan Pulau Papua mengendap sebagai bagian dari Australia akan nampak di masa datang, ” tambah sarjana geologi jebolan Kampus Pembangunan Nasional, Yogyakarta, pada 1986 ini.


Pengendapan yang sangatlah intensif dari benua kanguru ini, sambungnya, pada akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Sudah pasti sistem pengangkatan ini berdasar pada taraf saat geologi dengan kecepatan 2, 5 km per juta tahun. Sistem ini masih tetap ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng pada lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini membuahkan busur pulau, yang juga jadi cikal akan dari pulau serta pegunungan di Papua. Pada akhirnya sistem pengangkatan yang terus-menerus disebabkan sedimentasi serta dibarengi peristiwa tektonik bawah laut, dalam kurun saat jutaan tahun membuahkan pegunungan tinggi seperti yang dapat dipandang sekarang ini.


Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah jadi bagian dari dasar laut yang dalam bisa dipandang dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya. Walau ada di ketinggian 4. 800 mdpl, fosil kerang laut, umpamanya, bisa dipandang pada batuan gamping serta klastik yang ada di Pegunungan Jayawijaya. Karenanya, terkecuali jadi surganya beberapa pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga jadi surganya beberapa peneliti geologi dunia. Sesaat terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan bermula dari selesainya zaman es yang berlangsung pada 15. 000 th. waktu lalu. Mencairnya es jadi lautan selanjutnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.


“Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali. Terlebih, usia Pulau Papua ini masih tetap digolongkan muda hingga sistem pengangkatan pulau masih tetap selalu berjalan sampai sekarang ini. Ini dapat argumen dari penyebutan Papua New Guinea untuk Pulau Papua, yang ini berarti suatu pulau yang masih tetap baru, ” lebih peraih gelar master di bagian Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini


Sesaat kehadiran salju yang ada di sebagian puncak Jayawijaya, diyakininya bakal berangsur hilang seperti yang dihadapi Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Hilangnya hanya satu salju yang dipunyai oleh pegunungan di Indonesia itu dikarenakan oleh pergantian iklim dengan cara global yang berlangsung di daerah tropis.






Comments





Source link


- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/08/1502660131_portalberitaunik-net.jpg?fit=232%2C217&ssl=1
- https://fajarnurzaman.net/mistery-konspirasi/portalberitaunik-net/

0 komentar:

Post a Comment