JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini melancarkan aksinya dalam menangkal konten radikalisme dan teroris di platform pesan instan Telegram.
Kementrian Kominfo juga akan melakukan hal yang sama terhadap sejumlah media sosial lain seperti Twitter dan Google, di mana para pengguna media sosial dengan mudahnya mendapatkan akses informasi konten-konten yang negatif tersebut.
BERITA REKOMENDASI
Namun, langkah yang diambil oleh Menkominfo menurut pakar keamanan siber CISSRec, Pratama Persadha, itu tidak dibenarkan, karena warga Indonesia sangat membutuhkan mesin pencari Google.
“Kalau misalkan ternyata pengguna layanan ini mendadak diputus layanannya, pemerintah salah, karena pemerintah tidak menghidangkan bidangnya mereka. Kita bisa dianggap macan nggak punya taring, ngomong besar-besar tapi nggak pernah melakukan apa-apa. Ini case-nya Telegram, coba kalau mau block Google atau Facebook dengan 80 juta orang, yang demo bakal lebih parah,” kata Pratama Persadha dalam diskusi Redbons Okezone, Kamis (3/8/2017).
Pratama juga menanggapi mengenai jalan yang diambil pemerintah untuk memblokir Telegram waktu lalu, ”Ini adalah langkah yang cukup bagus bagi pemerintah untuk memulai bahwa Indonesia ini sudah punya kekuatan, sudah punya kemampuan untuk melakukan blokir itu. Perlu diingat, pemerintah tidak bisa semena-mena memblokir layanan yang sudah digunakan secara masif oleh masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
Ia juga menyayangkan jika pemerintah benar akan memblokir mesin pencarian raksasa Google itu maka pengguna smartphone hanya bisa memakai ponselnya untuk SMS dan telefon saja.
“Itu kalau sampai pemerintah memblokir Google, handphone kita hanya buat telefon sama SMS doang gitu. Kemudian kampus-kampus juga menggunakan Google semua layanannya. Kita bisa apa? Nah, kalau kita minta Google buat ikuti aturan-aturan kita, privasi kita dan Google bilang itu tidak bisa, maka dari sini lah kita seharusnya belajar memiliki sistem atau aplikasi sendiri yang nggak kalah dengan mereka. Kalau kita memiliki itu, pemerintah support tentang itu, kita akan bangga,” ujar Pratama.
Di samping itu, Pratama juga menjelaskan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki berbagai orang-orang pintar yang membangun startup-startup besar. Tetapi, Pratama menambahkan ketika kita dihadapi sistem yang sangat besar kita tidak akan berkutik.
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
- https://fajarnurzaman.net/bisnis-produk/jempol-kalahkan-facebook-cs-pemerintah-harus-siapkan-aplikasi-lokal-pengganti/
0 komentar:
Post a Comment