<
The Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) said that a fiery object that BLAZED across the night sky at circa 19:30 PM (Local Time) on Monday October 26, 2015 in Rejang Lebong, Bengkulu, South Sumatra, was a meteorite.
Others reported that they heard a LOUD BANG (Airburst) from kilometers away and that some windows in local houses were shattered.
Peristiwa mirip seperti ini pernah terjadi sebelumnya di tengah hutan Tunguska, Siberia, Rusia, pada tanggal 30 Juni 1908 silam dan menjadi sangat terkenal dengan nama “Tunguska event” atau “Peristiwa Tunguska”.
Sebuah benda asing yang diselimuti api, dilaporkan jatuh dari langit, lalu meledak di kawasan hutan dan membuat banyak pepohonan tumbang di perbukitan sekitar Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, pada Senin 26 Oktober 2015, pada malam hari sekitar pukul 19.30 WIB.
Peristiwa mirip seperti ini pernah terjadi sebelumnya di tengah hutan Tunguska, Siberia, Rusia, pada tanggal 30 Juni 1908 silam dan menjadi sangat terkenal dengan nama “Tunguska event” atau “Peristiwa Tunguska”.
Bahkan peristiwa terjadinya ledakan yang dahsyat di Tunguska pada masa lalu itu diyakini sebagai peristiwa ledakan sangat besar di udara (Airburst) untuk pertama kali yang diketahui manusia.
Terdengar ledakan keras terdengar berkilometer jauhnya
Ledakan yang dihasilkan benda misterius tersebut sangat keras hingga terdengar sekitar sepuluh kilometer jauhnya.
Hal ini sempat mengagetkan warga, khususnya di daerah Rejang Lebong dan juga beberapa kabupaten tetangga di sekitarnya.
Begitu kerasnya ledakan itu hingga membuat sejumlah rumah penduduk bergetar hebat, padahal berjarak beberapa kilometer dari sumber ledakan.
“Rumah bergetar dan kaca-kaca rumah penduduk pecah,” demikian dilaporkan dari lapangan. Petugas kepolisian dan aparat TNI juga menuju sumber ledakan. Pasi Intel Kodim Rejang Lebong, Kapten Botani yang memimpin pencarian di titik ledakan hingga pukul 03.00 WIB dini hari tetap tak membuahkan hasil. Benda itu hingga kini masih misterius!
“Kami telah melakukan penyisiran di daerah perbukitan dan kawasan hutan, tetapi belum menemukan benda apa yang jatuh itu. Namun pencarian terhadap benda asing itu akan terus dilakukan,” kata Kapten Botani via sambungan telepon, Selasa (27/10/2015) selam.
Meteorit dari angkasa dan meledak di udara?
Dia menjelaskan, pencarian dilakukan dengan melibatkan unsur TNI-Polri dan juga dibantu oleh masyarakat. Jatuhnya benda asing yang dilihat oleh beberapa saksimata berukuran besar yang diselimuti bola api itu, memunculkan banyak persepsi masyarakat.
Ada yang menduga bahwa objek itu adalah batu meteor, tetapi ada juga yang berspekulasi bahwa benda itu adalah pesawat.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kapten Botani menyebutkan, kemungkinan kecil jika benda asing itu adalah pesawat terbang, tetapi kemungkinan besar bahwa benda tersebut adalah meteor.
Sebelumnya juga disampaikan oleh otoritas Bandara Fatmawati, Bengkulu, yang mengatakkan bahwa tidak ada penerbangan malam atau pesawat komersial yang melintasi wilayah itu ketika peristiwa itu terjadi.
“Tidak ada penerbangan malam atau saat benda asing itu meledak di wilayah itu, baik ke Bengkulu maupun provinsi tetangga,” kata Subari, petugas di Bandara Fatmawati.
Seperti yang sudah diterangkan pada tulisan awal, bahwa peristiwa ledakan keras yang terjadi di atas hutan wilayah Rejang Lebong provinsi Bengkulu ini, mirip seperti ini pernah terjadi sebelumnya di Russia pada tahun 1908 silam.
Pada tahun 1908 itu, di tengah hutan tak berpenghuni di wilayah Krai Krasnoyarsk daerah Tunguska, Siberia, Russia, pernah terjadi sebuah ledakan di udara uang paling dahsyat dan sangat besar dampaknya yang membuat puluhan juta pohon-pohon di hutan Tunguska, tumbang dan gosong terbakar.
Kehancuran yang besar itu dicurigai akibat dari sebuah ledakan di udara, yaitu oleh meledaknya meteorit berukuran besar di udara, yang dikenal dengan istilah “Airburst”, di wilayah itu.
Peristiwa mengerikan yang dilihat beberapa orang saksi mata dari jauh itu tak menimbulkan korban manusia dan masih misterius, yang akhirnya menjadi sangat terkenal dengan sebutan “Tunguska event” atau “Peristiwa Tunguska”.
Peristiwa yang mirip “Peristiwa Tunguska” (Tunguska Event)
“Peristiwa Tunguska” atau Ledakan Tunguska adalah ledakan besar yang kadang disebut juga sebagai “Mega Blast” terjadi sekitar pukul 7:14 pagi waktu setempat pada tanggal 30 Juni 1908.
Hal ini terjadi juga pada beberapa tahun lalu, yaitu peristiwa meteor meledak di atas langit atau disebut juga sebagai “Airburst”, di Chelyabinsk pada tahun 2013, yang kekuatan ledakannya setara 500 Kilo ton (Kt) TNT, atau 30 kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hirosima, Japang.
Peristiwa di Chelyabinsk pada tahun 2013 lalu itu menyebabkan ledakan yang terdengar sangat keras, membuat kaca-kaca gedung pecah dan tembok-tembok rumah ada yang retak.
Namun coba bandingkan ledakan di Chelyabinsk itu “hanya” setara 500 Kilo ton (Kt) TNT. Dan ledakan besar di Tunguska yang masih misterius ini setara dengan ledakan nuklir 15 Megaton (Mt) TNT dan memiliki energi setara 1000 kali lebih besar dari bom atom di Hirosima!
Karena ledakannya di udara (Airburst), maka ledakan di Tunguska juga menimbulkan energi yang mengarah ke bawah, atau ke permukaan tanah, yang setara dengan 3-5 Megaton (Mt) TNT. Jadi, ledakan meteor di udara pada peristiwa di Chelyabinsk pada tahun 2013, bisa dibilang tak berarti dibanding ledakan di Tunguska.
Akibat ledakan di Tunguska, sebanyak kurang lebih 80 juta pohon di wilayah itu tumbang pada wilayah seluas 2.150 km2 (830 sq mil). Ledakan Tunguska juga menghasilkan gelombang kejut atau shockwave yang membuat gempa bumi yang setara dengan 5,0 Skala Richter!
Ledakan ini dapat menghancurkan sebuah kota metropolitan, namun tidak ada korban jiwa manusia pada peristiwa tersebut karena berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman.
Beberapa saksimata dimasa itu melihat bola api besar yang melintasi langit Siberia dan meledak sekitar enam mil di atas tanah.
Akibat ledakan dahsyat itu, hingga meratakan pohon sebanyak 80 juta pohon dan membuat bangkai-bangkai binatang yang ditemukan termasuk rusa, semuanya menjadi hangus.
Ledakan di Tunguska sebenarnya masih menuai kontroversi diantara peneliti. Namun kemungkinan paling masuk akal adalah akibat ledakan dahsyat meteor di udara semuai informasi dari para saksi-mata.
Meskipun penyebab peristiwa ini masih diperdebatkan, namun jika dilihat dari efeknya pada lokasi, kehancuran yang terlihat dihasilkan oleh suatu ledakan di udara dan bukan dari permukaan bumi atau di darat, apalagi dari dalam perut bumi. Tapi yang jelas, ledakan itu terjadi pada ketinggian 5 hingga 10 kilometer di atas permukaan tanah.
Beberapa teori baru tentang Peristiwa Tunguska juga muncul di publik. Diantaranya adalah:
- Teori ledakan dua komet di Peristiwa Tunguska
Baru-baru ini para ilmuwan Italia yang sudah melakukan penelitian selama 21 tahun di Tunguska menyimpulkan, bahwa ternyata dalam peristiwa ini terdapat dua buah meteor.
Satu meteor menghujam ke Bumi lalu meledak di langit dan menciptakan gelombang ledakan yang sangat besar, sementara meteor yang lainnya berhasil menghujam hingga ke permukaan tanah dan menciptakan sebuah kawah yang kini menjadi Danau Cheko, yang kemudian dipenuhi dengan air hujan dari waktu ke waktu.
Namun sebuah studi baru oleh ahli geologi Rusia yang diterbitkan Moskow, menolak teori ini dan mengklaim bahwa teori ini tidak jelas.
Ledakan itu mirip bom terbesar yang pernah didokumentasikan, dan setara dengan 185 bom Hiroshima.
Meskipun luar biasa, tapi tidak ada bukti kematian manusia. Inilah salah satu yang menyebabkan sejumlah teori tentang penyebabnya, adalah ledakan meteorit di udara.
Lokasi itu juga tidak ditandai pada peta era Siberia Tsar di masa lalu. Mereka menyimpulkan bahwa batuan padat di bawah dasar danau merupakan sisa dari meteorit yang meledak itu.
Teori ilmuwan Italia yang didasarkan pada pola penghancuran pohon, menduga ada dua meteor yang memasuki atmosfer. Satu meledak sekitar lima mil di atas tanah, dan yang lainnya menabrak Bumi membentuk Danau Cheko.
- Teori Peristiwa Tunguska lainnya
Ledakan ini juga mirip letusan gunung berapi yang masif tapi dihasilkan oleh sebuah komet yang sebagian besar terdiri dari es, bukan batuan padat. Dan pastinya akan meninggalkan lubang hitam jika bertabrakan dengan Bumi.
Beberapa orang bahkan percaya, bahwa hal ini terjadi karena alien menembak jatuh meteor itu dari UFO untuk menyelamatkan Bumi. Selain itu, orang-orang suku Evanki setempat percaya bahwa itu adalah kunjungan oleh dewa yang marah bernama Ogdy.
“Ada ledakan di langit dan terjadi hantaman besar. Insiden itu diikuti oleh suara seperti batu yang jatuh dari langit, atau tembakan senjata. Bumi bergetar,” kata seorang penduduk asli Siberia sekitar 40 mil dari pusat kejadian.
“Tampak seperti Armageddon, saya menjadi sangat panas hingga tidak tahan, seolah-olah baju saya terbakar. Saya ingin merobek baju dan membuangnya, lalu langit biru menjadi tertutup awan. Terdengar bunyi dentuman keras hingga saya dilempar beberapa meter,” kata saksi mata di daerah itu.
Hantamannya menyebabkan shockwaves atau gelombang kejut, yang jika diukur energinya terlontar sejauh Inggris, dan debu dari ledakan ini menerangi langit malam yang dapat dilihat di seluruh Eropa, dan bahkan dari benua Amerika.
Seperti di Bengkulu, peristiwa Tunguska juga masih misterius
Dari ekspedisi Soviet pertama ke wilayah Siberia yang terpencil ini, aspek yang membingungkan adalah kurangnya puing-puing, misalnya kawah yang disebabkan oleh fragmen meteorit di permukaan tanah, tidak ditemukan.
Ilmuwan Italia Luca Gasperini, dari Universitas Bologna, telah lama percaya Danau Cheko berbentuk kawah, berada sekitar lima mil dari pusat ledakan, menjadi penghubung yang hilang dalam misteri Tunguska.
Periset Rusia telah memeriksa sedimen dari bagian terdalam danau, sekitar 50 meter dibawah permukaan, dan melakukan analisis geokimia dan biokimia.
Periset dari Krasnoyarsk dan Novosibirsk menilai umurnya dengan menganalisis sedimen dasarnya, melakukan analisis geokimia dan biokimia. Studi tersebut menunjukkan bahwa sampel terdalam yang mereka dapatkan berusia sekitar 280 tahun.
Artinya, danau ini lebih tua karena para peneliti tidak berhasil mendapatkan sampel dari lapisan paling bawah sedimen. Ketika tim Italia tiba di dekat tempat yang diduga terkena dampak pada tahun 1990-an itu, pohon tumbang masih terlihat disana.
Jadi teka-teki di atas Tunguska tetap misterius, tapi jawabannya bisa jadi itu adalah memang meteorit dan wilayah itu seluruhnya dilenyapkan beberapa detik hanya oleh satu kali ledakan di udara.
Meteor itu meledak tinggi di langit, dengan gelombang kejut yang kuat menyebabkan kerusakan yang meluas dibawahnya serta menyebabkan ratusan orang terluka. (©IndoCropCircles.com)
Pustaka:
- thejakartapost, National scene: Meteorite hits Bengkulu: LAPAN
- lapan.go.id, Dugaan benda jatuh di Bengkulu
- cnnindonesia, Diduga Meteor Jatuh di Hutan Bengkulu
- antaranews, Benda diduga meteor jatuh di hutan Bengkulu
- liputan6.com, Suara Ledakan dan Kilatan Api, Meteor Jatuh di Bengkulu?
- antaranews, BMKG belum pastikan meteor jatuh di Bengkulu
- tribunnews, Misteri Benda Asing Jatuh dari Langit di Bengkulu, Rumah Bergetar, Kaca-kaca Pecah
- kompas.com, Cari Lokasi Jatuhnya Benda Asing, Warga Temukan Satu Hektar Hutan Terbakar
- kompas.com, Benda Asing yang Jatuh dan Meledak di Bengkulu Masih Misterius
- thesun.co.uk, Russian scientists ‘debunk’ evidence meteorite caused world’s biggest-ever explosion
- wikipedia, Tunguska event, Asteroid impact avoidance, Air burst, List of meteor air bursts,
- wikimapia, lokasi Tunguska event, 60°55′00″N 101°57′00″E
Rejang Lebong Bengkulu Air Burst Event:
VIDEO:
[Video Amatir] A Falling Meteorite on Bengkulu Sumatra Caught on Video:
<
p style=”text-align:center;”>Benda Langit Jatuh Di Bengkulu:
Source link
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2018/02/1518344168_indonesias-tunguska-ledakan-airburst-di-hutan-bengkulu-yang-misterius.gif?fit=600%2C336
- http://fajarnurzaman.net/mistery-konspirasi/indonesias-tunguska-ledakan-airburst-di-hutan-bengkulu-yang-misterius/
0 komentar:
Post a Comment