Jumlah ini meningkat 11,8 persen dari kuartal sebelumnya, dan naik sebanyak 61 persen dari 2016.
Meski pendapatan naik, pada kenyataannya Uber malah merugi. Kerugian perusahaan pada kuartal IV 2017 ditaksir hingga US$ 1,1 miliar (Rp 15 triliun). Jika ditotal, kerugian yang dialami Uber sepanjang 2017 bisa mencapai US$ 4,5 miliar (Rp 60 triliun).
Menurut informasi yang dilansir Los Angeles Times, Kamis (15/2/2018), jika dibandingkan pada 2016, kerugian Uber justru meningkat. Pada 2016, kerugian yang didapat cuma berkisar di angka US$ 2,8 miliar (Rp 3,7 triliun).
Kerugian pada tahun tersebut dipicu oleh lemahnya bisnis perusahan di sejumlah negara, termasuk Tiongkok yang melarang keras Uber untuk beroperasi.
Selain itu, pangsa pasar perusahaan ini juga anjlok hingga 82 persen pada kuartal IV 2017. Meski demikian, Uber mengklaim pangsa pasar kini kembali stabil.
Pun begitu, para analis berpendapat Uber bisa kembali merangkak pelan untuk menebus kerugian yang dialami. Sebab, perusahaan baru saja mengantongi pendanaan baru dari SoftBank sebanyak US$ 14 miliar (Rp 19 triliun). Sebagai catatan, SoftBank memiliki 17,5 persen saham dari Uber.
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i0.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2018/02/meski-pendapatan-naik-uber-malah-tekor-rp-60-triliun.jpg?fit=673%2C379
- http://fajarnurzaman.net/science-technology/meski-pendapatan-naik-uber-malah-tekor-rp-60-triliun/
0 komentar:
Post a Comment