Minggu, 26 Maret 2017 | 04:03 WIB
Sejumlah pekerja membersihkan sampah plastik yang berserakan di Pantai Kuta, Bali, 5 Februari 2017. Sampah tersebut terbawa oleh curah hujan yang tinggi dan gelombang laut. Foto: Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyiapkan alternatif pengelolaan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang untuk diolah menjadi jalan lewat teknologi plastic tar road.
Asisten Deputi Kemaritiman Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nani Hendiarti mengatakan, ide tersebut berawal usai Delegasi Kemenko Maritim yang ia pimpin mengunjungi Inventor Plastic tar Road Professor R.Vasudevan di Thiagarajar College of Engineering India pada 7-10 Maret 2017. Tahun 2006, the Thiagarajar College of Engineering menerima paten atas teknologi ini.
“Teknologi ini disebut plastic tar road atau jalan raya plastic karena formulasi tar yang digunakan menggunakan plastic dengan komposisi 10-18 persen plastik tiap 1 liter tar. Estimasi plastik yang digunakan adalah 50 ton tiap 1 km jalan. Hal ini ditengarai bisa menjadi opsi pemanfaatan plastik yang tidak bisa didaur ulang,” kata Nani Hendiarti dalam siaran resmi Menko Maritim, Ahad, 26 Maret 2017.
Menurut Nani, kelebihan teknologi ini memiliki proses yang sederhana, yakni sampah plastik dicacah dan dilebur dalam aspal panas. Adapun proses pengolahan menggunakan semua jenis sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang, sehingga efektif untuk mengurangi emisi sampah plastik. Selain itu, proses ini ekonomis, karena bisa menghemat 6,5 persen dari jalan yang biasa dibuat dengan aspal murni.
“Jalan ini memiliki sisi ketahanan yang lebih lama karena maintenancenya sederhana dan karakter plastik yang tidak korosif. Jadi tahan terhadap banjir dan genangan. Selain itu proses pengerjaannya terbilang aman bagi lingkungan,” tutur Nani.
Rencana Kemenko Maritim dalam waktu dekat adalah menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Institut Teknologi Bandung, dan BPPT untuk tindak lanjut implementasi jalan raya plastik, alih teknologi termasuk pelaksanaan demonstration project. Sementara, untuk perjanjian kerja sama dan Nota Kesepahaman, Kemenko Maritim bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Luar Negeri .
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalu Inpres Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental telah ditunjuk oleh Presiden untuk menjadi Koordinator Gerakan Indonesia Bersih. Menko Maritim Luhut Pandjaitan dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan tentang bahaya sampah plastik. Menurut Luhut, Indonesia memiliki masalah pengelolaan sampah plastik.
Sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang selama ini dimusnahkan dengan cara dibakar. Sayangnya dalam proses pemusnahan sampah plastik dengan cara ini menimbulkan residu karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan, karena dapaat memicupenyakit kanker.
DESTRIANITA
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2017/03/Kemenko-Maritim-Siap-Bangun-Jalan-dari-Sampah-Plastik.jpg?w=750
- http://fajarnurzaman.net/science-technology/kemenko-maritim-siap-bangun-jalan-dari-sampah-plastik/
0 komentar:
Post a Comment