Bulan Juli tahun 2018 akan sangat menarik bagi penggemar astronomi dan pengamat bintang, sebab menjelang akhir bulan tersebut, akan ada ‘bulan darah’ atau yang biasa dikenal dengan nama blood moon. Blood moon ini juga merupakan gerhana bulan terlama di abad ke-21!
Gerhana bulan total terlama ini terjadi saat purnama terjauh dan diberi nama “Micro Blood Moon”. Selain itu, Bulan akan melewati pusat bayangan Bumi. Ini akan menjadi gerhana bulan pertama di titik pusatnya atau central lunar eclipse, sejak 15 Juni 2011.
Peristiwa Blood Moon tidak akan menimbulkan dampak negatif, melainkan justru akan menjadi pemandangan yang sangat indah di langit.
Karena akan terjadi di dekat “apogee” atau titik terjauh Bulan terhadap Bumi, gerhana ini juga akan menjadi gerhana bulan total terpanjang di abad ke-21. Totalitas akan berlangsung sekitar 103 menit!
Fenomena blood moon terjadi ketika sinar matahari tersebar di seluruh atmosfer Bumi dan bulan akan terlihat berwarna agak kemerahan.
Anda akan melihat langit malam jadi peristiwa yang spektakuler, akan berlangsung selama hampir dua jam!
Fenomena ini 40 menit lebih lama dari ‘Super Blue Blood Moon’ sebelumnya yang terjadi pada bulan Januari di tahun yang sama, 2018.
Waktu dan penampakan
Lembaga Penerbangan dan Anteriksa Nasional atau LAPAN mengungkapkan peristiwa gerhana terjadi di Indonesia pada pukul 01.24-05.19 WIB. Sementara, fase total akan berlangsung pukul 02.30-04.13 WIB. Semua diperkirakan akan terjadi dalam durasi satu jam 43 menit.
Gerhana bulan total untuk pengamat di Indonesia:
- Bulan memasuki penumbra Bumi (P1) / gerhana bulan penumbra mulai: 00.13 WIB
- Bulan memasuki umbra Bumi (U1) / gerhana bulan sebagian mulai: 01.24 WIB
- Gerhana bulan total mulai (U2): 02.29 WIB
- Puncak gerhana bulan total: 03.21 WIB
- Gerhana bulan total selesai (U3): 04.13 WIB
- Bulan meninggalkan umbra Bumi (U4) / gerhana bulan sebagian selesai: 05.19 WIB
- Bulan meninggalkan penumbra Bumi (P4) /gerhana bulan penumbra selesai: 06.28 WIB
Lokasi pengamatan terbaik di Indonesia:
- Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
- Provinsi Sumatera Utara
- Bagian utara, barat-laut dan barat dari Provinsi Sumatera Barat
- Bagian utara Provinsi Bengkulu
Peristiwa astronomi lainnya:
- Ketika gerhana Bulan total sedang terjadi, Planet Mars yang berwarna oranye atau kemerahan dan berada tak jauh dari Bulan, akan tampak lebih terang dari biasanya, juga Planet Jupiter akan tampak seperti bintang terang.
Seluruh gerhana dan terjadinya blood moon akan terjadi di malam hari pada tanggal 27 di bagian Bumi barat dan 28 Juli dinihari di bagian Bumi timur dan secara keseluruhan berlangsung selama 1 jam, 43 menit.
Gerhana akan mencapai puncaknya di atas Samudera Hindia atau di selatan India pada 08:22 waktu UTC, yaitu 01:52 (Waktu Standar IST-India). Ini adalah pukul 16:22 di EDT. Termasuk di Indonesia, orang yang tinggal di Australia, Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan akan mengalami kesenangan visual terhadap fenomena alami ini.
Berbicara tentang area dimana gerhana dapat dilihat, Bruce McClure menginformasikan, “Gerhana bulan ini terutama terlihat dari belahan Bumi Timur – Eropa, Afrika, Asia, Australia dan Selandia Baru.”
“Amerika Selatan, setidaknya sebagian, dapat menyaksikan tahap akhir dari gerhana hanya setelah matahari terbenam pada tanggal 27 Juli, sedangkan Selandia Baru akan menangkap tahap awal gerhana sebelum matahari terbit pada tanggal 28 Juli.”
Apa itu Blood Moon?
Gerhana bulan terjadi ketika Bulan melintas di umbra Bumi (bayangan). Ketika gerhana dimulai, bayangan Bumi pertama kali menggelapkan Bulan sedikit. Kemudian, bayangan mulai “menutupi” bagian Bulan, mengubahnya menjadi warna merah-coklat gelap atau dikenal sebagai Blood Moon (biasanya – warnanya dapat bervariasi berdasarkan kondisi atmosfer) adalah peristiwa saat bulan dalam gerhana penuh.
Ketika Bulan memasuki seluruh bayangan gelap (umbra) Bumi, maka sesuatu yang spektakuler terjadi. Bulan tidak akan gelap gulita, melainkan akan tampak berwarna kemerahan.
Warna merah tersebut berasal dari cahaya dari Matahari juga. Cahaya Matahari terdiri dari berbagai frekuensi warna, mulai dari cahaya berfrekuensi rendah hingga yang berfrekuensi tinggi.
Bulan tampak kemerah-merahan karena hamburan Rayleigh (efek yang sama yang menyebabkan matahari terbenam tampak kemerahan) dan pembiasan cahaya itu oleh atmosfer Bumi ke umbra.
Saat cahaya Matahari menerobos atmosfer Bumi kita, cahaya berfrekuensi tinggi seperti hijau, biru, dan ungu bakal lebih mudah dihamburkan oleh molekul atmosfer Bumi dibandingkan cahaya berfrekuensi rendah seperti cahaya kuning, oranye dan merah.
Penghamburan cahaya berfrekuensi tinggi ini menyebabkan langit berwarna biru di kala siang. Dengan begitu, cahaya berfrekuensi rendah dari Matahari ini akan dengan mudah melewati atmosfer dengan jalur yang lurus dan hampir tidak akan memantul jika berinteraksi dengan molekul di atmosfer Bumi kita.
Pembiasan atmosfer akan mengubah arah cahaya tersebut ke arah umbra Bumi. Bulan yang berada di area umbra ketika gerhana Bulan total berlangsung pun maka akan tampak merah akibat pembiasan cahaya ini.
Oleh kerena itu di lain waktu, bulan berwarna putih tetapi selama gerhana ia berubah menjadi sedikit merah.
Walau begitu, seberapa merahnya Bulan saat gerhana Bulan total bergantung pada seberapa banyak polusi, tutupan awan, maupun kotoran yang ada di atmosfer.
Misalnya, jika gerhana terjadi sesaat setelah letusan gunung berapi, partikel di atmosfer akan membuat Bulan terlihat lebih gelap dari biasanya, bukan merah terang.
Para ilmuwan biasanya mengukur kemunculan dan kecerahan Gerhana Bulan Total (GBT) menggunakan skala yang memiliki lima titik — mulai dari 0 sampai 4 — yang disebut sebagai Skala Danjon.
Astronom Bruce McClure mengatakan, “Gerhana parsial mendahului dan kemudian diikuti gerhana bulan total terpanjang di abad ini, setiap kali berlangsung satu jam dan enam menit.”
Namun kali ini akan lebih panjang, dan merupakan peristiwa blood moon terpanjang sepanjang 100 tahun di abad ini. Apakah Anda penasaran dan ingin melihat blood moon paling lama abad ini? Ingatlah waktunya agar tidak terlewatkan! (IndoCropCircles.com)
Pustaka:
Artikel Lainnya:
Misteri & Fakta Bulan, Satelit Alam Bumi Yang Misterius
Hubungan Misterius Antara Bulan Purnama Dengan Gunung Meletus
Misteri Bumi Pernah Punya Dua Buah Bulan!
Bumi Nyaris Punya Dua Bulan Bernama “2006 RH120”
Baru Diketahui NASA: Bumi Punya Bulan Kedua Yang Mengorbit Sejak Seratus Tahun Lalu!
Astronot Bingung: Suara Seram Di “Sisi Jauh” Bulan Yang Masih Misterius Hingga Kini
Asteroid 1998 QE2: Asteroid Sepanjang 9 Kapal Pesiar Ini Memiliki Bulan!!
Hah? Nazi Sudah ke Bulan Membuat Pangkalan Tahun 1942 dan Sudah ke Mars Tahun 1945?
Inilah Daftar Fenomena Gerhana Matahari Mendatang, Termasuk Yang Lewat Indonesia
10 Misteri Cahaya Aneh Dari Langit
Bumi Bulat Atau Datar? Wilbur Glenn Voliva, Pendukung Terkemuka Teori Bumi Datar
Ditemukan: Planet Bercincin 200 Kali Lebih Besar Dari Saturnus!
Wow! Ilmuwan Temukan Tanda-Tanda Ada “Dua Planet Besar Misterius” Dibelakang Pluto!
Misteri Dua Sosok Manusia Berjalan di Mars Pada Tahun 1979
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i0.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2018/10/1538529491_28-juli-2018-dini-hari-gerhana-blood-moon-terlama-abad-ini.gif?fit=561%2C478
- http://fajarnurzaman.net/mistery-konspirasi/28-juli-2018-dini-hari-gerhana-blood-moon-terlama-abad-ini/
0 komentar:
Post a Comment