Thursday, November 3, 2016

Kesatuan Pikiran dan Tubuh

Anda pernah duduk diam di sofa, terdiam merenung dengan perasaan yang stres, lelah, atau kalah? Saya sering. Pertanyaan penting hari ini adalah… apakah kita merasa demikian sehingga menghempaskan tubuh di sofa, atau Anda merasa demikian karena  menghempaskan tubuh di sofa?


 


Selama ini saya selalu menekankan dalam setiap pelatihan hipnosis dan NLP, bahwa tubuh dan pikiran kita terhubung lebih erat daripada yang kita duga. Sedemikian terhubungnya, pikiran dan tubuh kita adalah satu unit yang sama. Bukan saja pikiran kita mempengaruhi tubuh, namun posisi dan gerak tubuh juga sangat berpengaruh pada apa yang kita pikirkan.


 


Tapi baru pagi ini saya menemukan penelitian terbaru yang mengungkap keterhubungan itu dengan sangat ekstensif. Pablo Brinol menuliskan rangkuman dari 20 penelitian terpisah itu dengan judul Embodied Persuasion. Dinyatakan di sana bahwa perilaku tubuh seseorang dapat memberikan pengaruh pada sikap mental dan keputusan yang mereka ambil.


 


In fact, our bodies can provide us with valuable information in many cases (e.g., elevated heart rate and stomach butterflies when encountering a person informs us that we like that person). However, if people believe that their judgments are somehow being biased or influenced by their bodily actions and do not want this to occur, they may adjust their judgments in a direction opposite to the expected bias.


 


Berikut adalah poin-poin penting yang saya sarikan dari tulisan yang sangat panjang tersebut:


  1. Ketika kita menampilkan senyuman, kita akan merasa lebih bahagia dan melihat keadaan dengan lebih ringan, dibandingkan ketika kita menutup bibir dan cemberut.

  2. Ketika kita menganggukan kepala, kita cenderung lebih menyukai sesuatu dibandingkan ketika kita menggelengkan kepala.

  3. Kita cenderung menyetujui sebuah tawaran ketika menyimaknya sambil menganggukkan kepala dibandingkan sambil menggelengkan kepala.

  4. Sekelompok partisipan memegang sebuah pulpen dengan gigi mereka (yang serupa ekspresi tersenyum), sementara kelompok lainnya memegang pulpen dengan bibir mereka (yang serupa ekspresi cemberut. Kedua kelompok melakukan hal tersebut sambil menonton sebuah film kartun yang sama dan setelah selesai ditanyakan tentang seberapa lucu tayangannya. Sekalipun sama sekali tidak mengerti maksud tujuan penelitian ataupun bahwa dua tindakan itu memberikan dua otot ekspresi yang berbeda, namun kelompok yang pertama cenderung menilai film kartun itu lebih lucu dibandingkan kelompok yang kedua.

  5. Kita cenderung mengambil sebuah kesimpulan berdasarkan ritme tubuh, mis. lebih menyukai seseorang atau sebuah benda karena merasakan jantung yang berdebar-debar.

  6. Dalam situasi romansa, pasangan yang sering bertukar pandangan saling menatap mata akan merasa lebih tertarik dan intim satu sama lain.

  7. Para pencuci otak dalam sekte (atau agama, kelompok bisnis, ideologi yayasan) apapun biasanya akan melibatkan penempaan fisik tertentu pada calon kandidat mereka, seperti dibuat lapar (dalam ritual berpuasa), menggunakan obat-obatan, disiksa, mengganti segi penampilan fisik (pakaian, postur, gaya rambut), dsb. Hal-hal tersebut akan membuat pikiran kandidat mereka terbuka terhadap sugesti apapun yang ingin disampaikan oleh pemimpin sekte.

  8. Ketika menghempaskan tubuhnya ke kursi atau sofa, seseorang cenderung merasakan atau terbayang akan penurunan dalam rasa harga diri ataupun kinerja penampilannya.

  9. Menuliskan sebuah pernyataan dengan tangan yang dominan (biasa untuk menulis, biasanya kanan) akan membuat kita semakin percaya akan hal tersebut. Sebaliknya menulis pernyataan dengan tangan non dominan (tidak biasa untuk menulis, biasanya kiri) akan membuat kita sulit percaya atau menyakini apa yang kita tulis tersebut.

Saya sangat tertarik dengan poin yang terakhir di atas karena kita bisa langsung mempraktekkannya sekarang juga. Jika Anda berminat, ambil selembar kertas dan pulpen sekarang juga!


 


Tuliskan hal-hal positif yang Anda pikirkan tentang diri Anda dengan tangan kanan (atau tangan dominan), lalu tuliskan hal-hal negatif yang Anda pikirkan tentang diri Anda dengan tangan kiri (atau tangan non dominan).


Rasakan ‘racun’ itu mulai bekerja dan membuat Anda merasa lebih baik.


 


Mengaplikasikan entri tempo hari, ini manipulasi yang menyenangkan, bukan?


 


Lex dePraxis



- http://FajarNurzaman.Net/filosofi-motivasi/kesatuan-pikiran-dan-tubuh/

0 komentar:

Post a Comment