Berdasarkan tulisan sejarawan Purwadi dalam bukunya Sejarah Raja Raja Jawa, Sultan Trenggono memiliki dua permaisuri yakni putri dari Nyai Ageng Malaka dan putri dari Sunan Kalijaga.
Dari referensi yang lain, Sultan Trenggono berdasarkan pendapat sejarawan Kartodirjo dalam bukunya Sejarah Nasional Indonesia, memiliki gelar Ki Mas Palembang dan merupakan menantu dari Penguasa Palembang Arya Damar.
Berdasarkan penyelusuran genealogy, dari kedua permaisuri ini Sultan Tranggana memiliki beberapa anak yakni:
Dari Putri Nyai Ageng Maloko, menurunkan :
1. Ratu Pembayun
2. Sunan Prawoto
3. Ratu Mas Pemancingan menikah dengan Panembahan Jogorogo ing Pemancingan
4. Retno Kencana (Ratu Kalinyamat) menikah dengan Pangeran Hadiri (Penguasa Jepara)
5. Ratu Mas Ayu menikah dengan Pangeran Orang Ayu putra Pangeran Wonokromo
6. Ratu Mas Kumambang
Dari Kanjeng Ratu Pembayun (Putri Sunan Kalijaga), menurunkan :
7. Pangeran Timur, Panembahan Madiun, Bupati I Kadipaten Madiun
8. Ratu Mas Cempaka, menjadi Permaisuri Sultan Hadiwijaya Pajang bergelar Ratu Mas Pajang.
Dari beberapa fakta diatas, nampaknya yang dimaksud dengan putri dari Nyai Ageng Maloko adalah indentik dengan sosok putri dari Arya Damar Bupati Palembang.
Seperti pernah dibahas dalam artikel 5 sosok Arya Damar, ternyata Arya Damar tidak hanya satu orang saja, tapi ada beberapa tokoh. Dengan melihat timeline yang ada kemungkinan yang dimaksud Arya Damar disini adalah Pangeran Sido ing Lautan, Penguasa Palembang sekitar tahun 1500-1512, dengan alasan:
1. Pangeran Sido ing Lautan merupakan Panglima Perang semasa Raden Fattah ayahanda Sultan Trenggono. Dia adalah pengikut setia Raden Fattah dan sangat logis jika keduanya mengikat tali kekeluargaan.
2. Di tahun 1528, Sultan Trenggana mengangkat Ki Gede ing Suro (Maulana Alhabdin Nabiallaham Gedeng Suro), putera Pangeran Sido ing Lautan menjadi wakil Kesultanan Demak di Palembang.
Terpilihnya Ki Gede ing Suro ini diperkirakan tidak lepas dari pengaruh saudarinya yang menjadi permaisuri Sultan Trenggana.
3. Di dalam silsilah Palembang sendiri tertulis nama istri dari Pangeran Sido ing Lautan sebagai putri dari Kiai Geding Maluku. Dalam abjad arab melayu “Maluku” bisa dibaca “Malaka” atau “Maloko” atau “moloko“.
Dalam catatan tersebut, Pangeran Sido ing Lautan memiliki anak:
a). Nyai Gedih Pinatih
b). Kiai Geding Suro Tuo
c). Sangaji Kidul
d). Nyai Gedih Karang Tengah
e). Kiai Arya Kebon Jadi
f). Nyai Gedih Ilir yang bersuami Kiai Geding Ilir (Ki Mas Ilir)
Diperkirakan nama “Nyai Gedih Pinatih” dalam catatan tersebut merupakan permaisuri dari Sultan Trenggono Demak.
Selain itu, melalui putrinya bernama “Nyai Gedih Ilir”, Pangeran Sido ing Lautan memiliki seorang cucu bernama Kiai Gede ing Suro Mudo yang dikemudian hari menjadi penerus Penguasa Kerajaan Palembang.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan:
1. Di dalam buku Dwitri Waluyo yang berjudul “Indonesia The Land of 1000 Kings” disebutkan Ratu Kalinyamat adalah putri Sultan Trenggono dari istrinya yang merupakan anak perempuan Arya Damar, Adipati Palembang.
2. Ada dugaan yang maksud dengan Kiai Geding Maluku terkait dengan salah seorang menantu Sunan Ampel yang bernama Kiai Usman yang menikah dengan Siti Syari’ah binti Sunan Ampel. Pasangan suami istri ini dikabarkan sempat tinggal di Kailolo Pulau Haruku Maluku Tengah.
Setelah suaminya wafat, Siti Syari’ah pulang ke Jawa dan dikenal dengan nama Nyai Gede Moloko. Berdasarkan Babad Lasem, pada tahun 1470 Nyai Gede Moloko ini menikah dengan Pangeran Bodro Negoro.
Dari pernikahan dengan Pangeran Bodro Negoro ini, Nyai Gede Maloko memiliki putri yang bernama Solikhah dan menikah dengan seorang penguasa dari Demak.
Ada yang menganggap penguasa Demak tersebut Raden Fattah, namun agak janggal karena Raden Fattah juga menikah dengan putri Sunan Ampel yang bernama Dewi Murtasimah. Dan dalam ajaran Islam ada larangan menghimpun menikahi seorang wanita dan keponakannya.
Dengan demikian, kemungkinan yang dimaksud penguasa Demak disini adalah Pangeran Sido ing Lautan yang merupakan Panglima Demak ketika itu.
3. Salah satu tokoh penting di dalam silsilah keluarga Kraton Mataram adalah Ratu Mas Cempaka. Ratu Mas Cempaka merupakan salah seorang putri Sultan Demak Pangeran Hadipati Trenggono (Raden Tranggana).
Melalui pernikahan Ratu Mas Cempaka dan Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya Pajang) melahirkan Pangeran Benawa yang merupakan ayahanda dari Dyah Banowati permaisuri Sultan Mataram kedua yakni Panembahan Hadi Prabu Hanyorowati.
Dyah Banowati merupakan ibu dari Sultan Agung, yang kemudian menurunkan keluarga Kraton Mataram yang saat ini terpecah menjadi Kraton Surakarta, Kraton Pakualam, Kraton Mangkunegaraan dan Kraton Ngayagyakarta Hadiningrat.
- Fajar Nurzaman - Blog Sang Pembelajar -
https://i1.wp.com/fajarnurzaman.net/wp-content/uploads/2018/11/1541311287_misteri-kekerabatan-sultan-trenggono-demak-dengan-keluarga-pendiri-kerajaan-palembang.jpg?fit=798%2C348
- http://fajarnurzaman.net/mistery-konspirasi/misteri-kekerabatan-sultan-trenggono-demak-dengan-keluarga-pendiri-kerajaan-palembang/
0 komentar:
Post a Comment